Jurnal3.net/Ponorogo – Konflik antara Polri dan Pemerintah dengan warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah menjadi sorotan publik. Banyak yang mengecam tindakan tersebut, tidak terkecuali elemen mahasiswa.
Presiden Mahasiswa BEM Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Naufal Abdul Aziz juga mengecam aksi yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap warga Wadas. Ia menilai ada pelanggaran pada kejadian tersebut.
“Tindakan perusakan lingkungan, perampasan ruang hidup, juga intimidasi dan represi yang dialami oleh masyarakat Wadas jelas merupakan pelanggaran HAM oleh aparat,” kata Naufal saat ditemui di kantor BEM. Jumat, (11/2/2022) kemarin.
Ia juga menyoal terhadap ditangkapnya beberapa warga setempat oleh aparat kepolisian.
“Terlihat seakan mengenyampingkan HAM. Penduduk dipaksa minggat, bahkan ditangkap sewenang-wenang dan direpresi hanya karena mempertahankan tempat tinggalnya. Itu semua jelas tidak dibenarkan,” tegasnya.
Presma BEM UM Ponorogo tersebut mengutuk keras terhadap perlakuan yang diterima oleh masyarakat Wadas. Serta, mendesak Pemerintah untuk bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
“Kami mengutuk keras segala bentuk perampasan ruang hidup dan perusakan lingkungan yang kini tengah dialami masyarakat Wadas. Kami pun menolak segala bentuk intimidasi dan represi oleh aparat yang menimbulkan ketakutan pada masyarakat. Terakhir, Pemerintah harus segera turun tangan bertanggungjawab menyelesaikan persoalan yang sedang terjadi,” kata Naufal dalam keterangan tertulis, Minggu (13/2/2022).
Sebelumnya, Selasa (08/2) di media sosial banyak beredar video ratusan aparat dengan senjata lengkap mendatangi Desa Wadas.
Dari video juga nampak sejumlah warga ditangkap aparat. Kejadian tersebut terjadi saat akan dilaksakan pengukuran lahan untuk pembangunan waduk di Desa Wadas, Kab. Purworejo, Jateng, yang merupakan proyek strategis nasional. (syaiful)