Jurnal3.net/Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membuka pameran foto bertajuk ‘Mahameru’ yang digelar oleh Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya, di Royal Plaza, Kamis (24/2/2022).
Khofifah mengapreasiasi pameran foto ini, sebagai bentuk referensi bagi penikmat karya fotografi untuk semakin cinta alam,semangat menjaga ekosistem, dan menonjolkan pariwisata Jawa Timur.
Pasalnya ada sebanyak 50 foto hasil karya 22 fotografer jurnalistik yang berpartisipasi dalam pameran foto kali ini.
Yang semuanya dinilai Khofifah sangat estetik dan humanis. Terutama angle-angle foto saat terjadi bencana awan panas guguran (APG) di Gunung Semeru beberapa waktu lalu.
“Seyogyanya ini menjadi pelengkap dari seluruh bentuk solidaritas kemanusiaan yang terbangun luar biasa selama ini. Dimana para pewarta foto tidak mau ketinggalan dalam mengambil peran saat warga kawasan Semeru sekarang sedang berproses untuk recovery,” kata Khofifah saat membuka pameran foto tersebut.
Ia menyampaikan update perkembangan informasi terkait perkembangan kawasan Gunung Semeru pasca bencana APG. Dimana saat ini hunian sementara dan hunian tetap bagi warga terdampak telah hampir selesai dibangun.
Pembuangan fasum dan fasos serta kawasan terintegrasi untuk aktivitas ekonomi di sana juga telah terpetakan. Sehingga sekitar 2000 KK terdampak di sana akan terwadahi dan terjamin kehidupannya, setelah bencana.
“Apa yang jadi penguatan mungkin dari sisi skill anak anak muda di sana, ini yang sedang mulai kita identifikasi,” tambahnya.
Khofifah kemudian berbagi sedikit cerita tentang masa mudanya yang juga hobi naik gunung. Menurutnya saat ia masih muda, yang namanya naik gunung semua dilalui dengan proses yang panjang.
Sebelum mencapai puncak Mahameru, ia memulai dengan mendaki Gunung Batok, Welirant, Kelotok, dilanjutkan ke Gunung Arjuno, Gung Kelud Kemudian saat mendaki Gunung Semeru juga dilakukan bertahap. Dimulai dengan ke Ranu Pane dahulu, kemudian Ranu Kumbolo hingga akhirnya mendaki sampai Mahameru.
“Ini proses yang bagi siapapun yang suka mendaki pasti sangat memorabel. Memori yang kita dapatkan tidak seperti sekarang. Karena menurut saya tidak indah naik gunung kalau pakai kendaraan. Tidak indah menurut saya kalau hiking pakai porter dan tidak bawa sendiri cariernya,” katanya tertawa.
Untuk itu, ia menyampaikan terima kasihnya pada seluruh fotografer yang berparitispasi dalam pameran ini. Yang telah menyajikan karya-karya terbaiknya dalam bentuk pameran fotografi tentang Semeru ini.
“Inisiasi ini akan menjadi inspirasi menjaga alam, menjaga ekosistem. Tidak hanya cerita dampak APG, tapi juga menjadi referensi cinta kawasan Semeru. Nilai-nilai itu mudah-mudahan bisa termunculkan dari pameran ini,” pungkasnya. (syaiful)