Tekan Ketimpangan Ekonomi, Mas Emil Harap Ansor Ikut Berperan!

JURNAL3.NET / KAB. MADIUN – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengharapkan para pemuda Anshor bisa ikut berperan meminimalisir ketimpangan ekonomi di Jawa Timur maupun di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Emil Dardak saat menyampaikan orasi ilmiah kepemudaan di hadapan pemuda Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Anshor di Pondok Pesantren Salafiyah Subulul Huda, Kebonsari, Kab. Madiun, Minggu (13/3) kemarin sore.

Menurut Emil, memang terdapat ketimpangan ekonomi di Jawa Timur yang masih dapat terkontrol. Meski begitu, ia mengatakan bahwa tetap dibutuhkan langkah-langkah maupun personil yang dapat mengurangi ketimpangan tersebut.

“Alhamdulillah kalau di Jatim, kita menjaga agar ketimpangan ini tetap berada di 3,54%. Tapi jika ketimpangan ini terus terjadi, keadaan bisa chaos. Nah, di sini kita mencari positioning Anshor di mana,” kata Emil dalam rilis terima media jurnal3, Surabaya, Senin (14/3/2022) hari ini.

“Mengingat Anshor adalah salah satu ormas Islam terbesar dunia. Maka, saya harap njenengan bisa menjadi bagian dalam meminimalisir ketimpangan ekonomi yang ada,”sambungnya.

Salah satu hal yang bisa dilakukan, lanjut Emil, adalah dengan memajukan kualitas SDM yang ada. Terutama karena sekarang ini Indonesia maupun Jatim memiliki bonus demografi yang bisa dimanfaatkan.

“Indonesia sekarang ini memiliki penduduk usia produktif sebanyak 70,72% menurut sensus tahun 2020. Sedangkan Jatim punya 69,6%. Ini harus kita manfaatkan, terutama karena kalau hanya mengandalkan SDA saja, kita akan terjebak dalam perangkap Negara Berpendapatan Menengah,” jelasnya.

Karena itu, Emil menjelaskan, Jatim sedang menyasar prioritas pengembangan SDM dengan menyiapkan calon lulusan, menyerap lulusan muda, juga menyiapkan daya saing angkatan kerja. Kesemuanya dilakukan demi mewujudkan Jatim Cerdas dan Jatim Kerja.

“Salah satu yang sedang kami usahakan adalah perkembangan gig economy. Makanya sekarang Pemerintah Provinsi sudah punya Milenial Job Center dan inovasi seperti EJSC,” tuturnya.

Hal tersebut penting, sebut Emil, sebab terdapat 6 perubahan dunia kerja akibat revolusi industri 4.0. Di antaranya adalah berkembangnya pekerjaanyang bersifat analitis, pekerjaan dengan kemampuan matematika semakin dibutuhkan, semakin fleksibelnya perusahaan, tidak mungkin menghindari teknologi digital, pentingnya komunikasi dan kolaborasi serta berpikir kritis, juga mobilitas dalam pekerjaan.

“Makanya, penguatan SDM terutama di anak muda harus terus didorong. Karena mereka harus siap terhadap revolusi-revolusi industri yang akan datang,” tukasnya. (syaiful)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 5 seconds